Perumpamaan Dunia Oleh Rasulullah

Oleh : H. Muh. Yunan, Lc*

Keindahan dunia yang manusia tinggali saat ini menjadikan sebagian dari mereka lupa akan hakikat penciptaannya oleh Allah, perlu dan harus kiranya disadari bahwa dicaptakan seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini tidak lain dan tidak bukan kecuali untuk beribadah kepadaNya. Manusia beribadah dengan caranya sendiri, tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan benda mati sekalipun memiliki cara dan bentuk ibadah masing-masing.

Namun disisi yang tidak kita sadari, kemewahan serta keindahan yang ada dihadapan kita sekarang ini adalah tipuan dari setan semata-mata. Mereka tidak henti-hentinya berusa sebisa dan semaksimal mungkin mencari dan mengumpulkan manusia untuk menemani mereka di neraka kelak, maka dunia adalah ladang yang paling empuk dan mudah mereka lalui demi tercapainya tujuan tersebut. Maka tidak heran ketika manusia sudah terjerumus oleh tipuan dan kemunafikan setan laknatullah, menjadikan dunia adalah tempat akhir ataupun surga bagi mereka, menganggap akhirat adalah cerita fiktif belaka bahkan menganggapnya adalah kebohongan yang selalu manakut-nakuti saja.

Cobalah kita tengok sejenak kehidupan mereka yang lupa akan tujuan akhir, hidup dengan bergelimang harta dan kekayaan, tidak ada sholat tidak ada zakat tidak ada puasa bahkan yang lebih disayangkan dan sudah mencapai tingkat yang paling parah, sudah tidak beragama atau tidak mengenal lagi siapa tuhan mereka. naudzubillahi min dzalik….  

Adalah baginda Rasulullah saw, yang telah memberikan sedikit perumpamaan tentang dunia dan keindahannya, namun keindahan yang dimaksud oleh Rasulullah disini adalah keindahan yang mungkin kita kenal dengan sebutan keindahan ukhrowi, keindahan yang menggambarkan sesuatu yang hakiki ataupun kekal ketika di implementasikan dalam kehipuan kita sehari-hari.  

Mari sedikit kita lihat dan kaji sabda Rasulullah saw. berikut:

اَلدُّنْيَا بُسْتَانٌ تَزَيَّنَتْ بِخَمْسَةِ اَشْيَاءٍ: عِلْمِ الْعُلَمَاءِ وَعَدْلِ اْلاُمَرَاءِ وَعِبَادَةِ اْلعُبَّادِ وَاَمَانَةِ التُّجَّارِ وَنَصِيْحَةِ الْمُحْتَرِفِيْنَ

“Dunia ini bagaikan suatu kebun yang dihiasi oleh lima macam, yaitu (1) ilmu para ulama, (2) keadilan para pemimpin (3) ibadah hamba-hamba Allah, (4) kejujuran para pedagang, dan (5) kedisiplinan para karyawan”

Selanjutnya gambaran itu oleh Rasulullah disambung dengan sabdanya:

فَجَاءَ إِبْلِيسُ بِخَمْسَةِ اَعْلاَمٍ وَاَقَامَهَا بِجَنْبِ هذِهِ اْلخَمْسِ فَجَاءَ بِالْحَسَدِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِلْمِ وَجَاءَ بِالْجُوْرِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعَدْلِ وَجَاءَ بِالرِّيَاءِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِبَادَةِ وَجَاءَ بِالْخِيَانَةِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ اْلاَمَانَةِ وَجَاءَ بِالْغِشِّ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ النَّصِيْحَةِ

Maka datanglah iblis dengan lima bendera. Lalu  didirikan di samping lima perkara tadi. Datanglah iblis membawa kedengkian, lalu ditancapkan disisi ilmu para ulama. Datang pula iblis membawa kezaliman yang dikibarkan di sisi keadilan para penguasa. Datang pula iblis membawa bendera riya’ yang dikibarkan di samping orang yang beribadah. Datang juga iblis membawa bendera khianat yang ditancapkan di celah-celah kejujuran para pedagang. Dan,datang pula iblis membawa bendera ingkar yang dipasang di sisi disiplinnya para karyawan”.

Inilah gambaran dunia oleh Rasulullah. Jika dihuni oleh para ulama yang menebar ilmu, pemerintah yang adil, rakyat yang saleh, pengusaha yang jujur, dan pegawai yang disiplin, baik negeri maupun swasta; maka, dunia akan terasa indah. Hidup tenang, tentram, dan damai di dalamnya. Subhanallāh...

Tetapi, ada lima “Penyakit” yang akan membuat kebun itu rusak. Penyakit itu dibawa oleh musuh nyata manusia, Iblis. Apa saja Penyakit yang akan merusak kebun dunia?

Penyakit #1: Hasad
Penyakit ini akan dihujamkan kepada ulama yang berilmu atau ilmuan yang memiliki karakter ulama. Karakter ulama itu ada dua macam, yaitu (1) pewaris para nabi yang melanjutkan nilai-nilai dan ajaran yang dibawa para nabi dan (2) takut kepada Allah sebagai akibat tahunya dan pahamnya ia.

Seorang berilmu dipaksa dengki oleh Iblis. Jika ia melihat sudaranya lebih dihormati dan dihargai orang, ia merasa iri dan kecewa dengan keadaan diri. Jika ia memiliki pendapatan yang kurang, sedangkan saudaranya berpenghasilan besar, ia dengki kepada saudaranya. Maka, bagi yang berilmu, berhati-hatilah dengan Penyakit ini. Sejatinya, orang berilmu bisa membasmi Penyakit ini.

Penyakit #2: zalim
Penyakit ini akan ditebarkan kepada para pemimpin dari kepemimpinan terendah hingga tertinggi, dari pemimpin keluarga sampai pemimpin bangsa. Seorang presiden dan para pembantunya, hendaknya berhati-hati dari sikap zalim. Ini jelas berbahaya bagi dirinya dan bagi rakyat. Presiden yang zalim ruginya orang senegara. Jika dirinya mau senang, maka rakyat pun harus senang. Jangan sampai terceritakan seorang pegawai rakyat (baca: wakil rakyat) duduk di atas kursi dewan seharga Rp 25.000.000 lalu ia tidur di tengah-tengah sidang karena mungkin habis capek, ditambah AC yang cukup menyegarkan untuk istirahat, sedangkan rakyat duduk di atas kardus dan koran dengan angin yang besar dan hujan yang deras. Apa-apaan ini? Wakil rakyat itu bawahan rakyat. Ya harus mau dong “diperintah” rakyat.

Penyakit #3: riya
Bagi seorang hamba yang giat beribadah kepada Allah baik yang fardlu maupun yang sunnat, berhati-hatilah dalam titik tolak pemberangkatan amal (niat). Jika niat beribadah bukan karena Allah (riya), maka amal bsar sekalipun akan dianggap hina oleh Allah.

Dalam hadits yang sahih, seseorang mati syahid di medan perang karena niatnya ingin dipandang jariy (pahlawan), Allah malah menyeretnya ke dalam api neraka; seseorang yang menghabiskan harta di jalan Allah, justru ia menjadi penghuni neraka karena maksud dan tujuan amalnya adalah agar dipandang jawwad (dermawan); dan orang yang menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu dan membaca al-Quran, justru Allah memandangnya sebagai kebohongan, psalnya ia meniatkan agar disebut ‘alim (pintar) danqariy (pandai baca Quran). Na’ūdzdu billāhi min dzālik.

Penyakit #4: khianat
Khianat berarti tidak memenuhi kewajiban yang diembankan dari si pemilik barang. Allah sebagai pemilik rezeki, memberi amanat kepada para pedagang, pengusaha, pembisnis, untuk adil dalam usaha, tidak menipu, tidak mengurangi takaran, dan mendistribusikan sebagian rezeki di jalan Allah. Jika tidak, maka mereka khianat. Dan, Iblis senang jika para pedagang, pengusaha, pembisnis, yang berbuat khianat. Maka, berhati=hatilah terhadap Penyakit yang satu ini.

Penyakit #5: ingkar (undisipliner)
Bagi anda yang bekerja sebagai karyawan, staf, atau pegawai, sikap undisipliner bukanlah sikap baik. Ciri kiamat sughra itu adalah, ketika para pegawai sudah tidak disiplin. Harusnya anda bekerja, ini malah main-main,gapleh, ngerumpi, tidak melayani dengan baik. Jika pejabat korupsi uang, maka perbuatan seperti ini adalah korupsi waktu. Selain itu, bekerjalah secara profesional dan proporsional! Jika tidak, Anda adalah benalu perusahaan atau lembaga.

Kembali ke pokok permasalahan bahwa, dunia itu bagaikan kebun. Tanami kebun ini dengan kebaikan. Sebagai orang berilmu, sebarkanlah warisan nabi dan takutlah kepada Allah. Sebagai penguasa, berbuat adil lah agar dicintai Allah dan dicintai rakyat. Sebagai hamba Allah, ikhlaskanlah niat dalam beribadah. Sebagai pengusaha, jujurlah dalam berusaha dan distribusikan sebagian rezeki yang didapat di jalan Allah. Sebagai pegawai, disiplin lah dalam bekerja. Maka, dunia akan sedap dan indah dipandang dan dirasakan.


* Disampaikan pada hari Jum’at 16 juni 2012 mesjid Pane

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kitab dan Sunnah
ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 2:27:00 PM Kategori:

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Untuk Masukan dan perbaikan buat kami, dan mohon tidak meninggalkan Spam, Tanks.!

 

Flag Counter

free counters

Followers