Keindahan dunia yang manusia tinggali saat ini menjadikan sebagian
dari mereka lupa akan hakikat penciptaannya oleh Allah, perlu dan harus kiranya
disadari bahwa dicaptakan seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini tidak lain
dan tidak bukan kecuali untuk beribadah kepadaNya. Manusia beribadah dengan
caranya sendiri, tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan benda mati sekalipun
memiliki cara dan bentuk ibadah masing-masing.
Namun disisi yang tidak kita sadari, kemewahan serta keindahan
yang ada dihadapan kita sekarang ini adalah tipuan dari setan semata-mata.
Mereka tidak henti-hentinya berusa sebisa dan semaksimal mungkin mencari dan
mengumpulkan manusia untuk menemani mereka di neraka kelak, maka dunia adalah
ladang yang paling empuk dan mudah mereka lalui demi tercapainya tujuan
tersebut. Maka tidak heran ketika manusia sudah terjerumus oleh tipuan dan
kemunafikan setan laknatullah, menjadikan dunia adalah tempat akhir
ataupun surga bagi mereka, menganggap akhirat adalah cerita fiktif belaka
bahkan menganggapnya adalah kebohongan yang selalu manakut-nakuti saja.
Cobalah kita tengok sejenak kehidupan mereka yang lupa akan tujuan
akhir, hidup dengan bergelimang harta dan kekayaan, tidak ada sholat tidak ada
zakat tidak ada puasa bahkan yang lebih disayangkan dan sudah mencapai tingkat
yang paling parah, sudah tidak beragama atau tidak mengenal lagi siapa tuhan
mereka. naudzubillahi min dzalik….
Adalah baginda Rasulullah saw, yang telah memberikan sedikit
perumpamaan tentang dunia dan keindahannya, namun keindahan yang dimaksud oleh
Rasulullah disini adalah keindahan yang mungkin kita kenal dengan sebutan keindahan
ukhrowi, keindahan yang menggambarkan sesuatu yang hakiki ataupun kekal ketika
di implementasikan dalam kehipuan kita sehari-hari.
Mari sedikit kita lihat dan kaji sabda Rasulullah saw. berikut:
اَلدُّنْيَا بُسْتَانٌ
تَزَيَّنَتْ بِخَمْسَةِ اَشْيَاءٍ: عِلْمِ الْعُلَمَاءِ وَعَدْلِ اْلاُمَرَاءِ
وَعِبَادَةِ اْلعُبَّادِ وَاَمَانَةِ التُّجَّارِ وَنَصِيْحَةِ الْمُحْتَرِفِيْنَ
“Dunia
ini bagaikan suatu kebun yang dihiasi oleh lima macam, yaitu (1) ilmu para
ulama, (2) keadilan para pemimpin (3) ibadah hamba-hamba Allah, (4) kejujuran
para pedagang, dan (5) kedisiplinan para karyawan”
Selanjutnya gambaran itu oleh Rasulullah disambung dengan sabdanya:
فَجَاءَ إِبْلِيسُ بِخَمْسَةِ
اَعْلاَمٍ وَاَقَامَهَا بِجَنْبِ هذِهِ اْلخَمْسِ فَجَاءَ بِالْحَسَدِ
فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِلْمِ وَجَاءَ بِالْجُوْرِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعَدْلِ
وَجَاءَ بِالرِّيَاءِ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ الْعِبَادَةِ وَجَاءَ بِالْخِيَانَةِ
فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ اْلاَمَانَةِ وَجَاءَ بِالْغِشِّ فَرَكَزَهُ بِجَنْبِ
النَّصِيْحَةِ
“Maka
datanglah iblis dengan lima bendera. Lalu didirikan di samping
lima perkara tadi. Datanglah iblis membawa kedengkian, lalu ditancapkan disisi ilmu para ulama. Datang pula iblis membawa kezaliman yang dikibarkan di sisi
keadilan para penguasa. Datang pula iblis membawa bendera riya’ yang dikibarkan di samping
orang yang beribadah. Datang juga iblis membawa bendera khianat yang ditancapkan
di celah-celah kejujuran para pedagang. Dan,datang pula iblis
membawa bendera ingkar yang dipasang di sisi disiplinnya para karyawan”.
Inilah gambaran dunia oleh Rasulullah. Jika dihuni oleh para ulama yang menebar
ilmu, pemerintah yang adil, rakyat yang saleh, pengusaha yang jujur, dan
pegawai yang disiplin, baik negeri maupun swasta; maka, dunia akan terasa
indah. Hidup tenang, tentram, dan damai di dalamnya. Subhanallāh...
Tetapi, ada lima “Penyakit” yang akan membuat
kebun itu rusak. Penyakit itu dibawa oleh musuh nyata manusia, Iblis. Apa saja Penyakit
yang akan merusak kebun dunia?
Penyakit #1: Hasad
Penyakit ini akan dihujamkan kepada ulama
yang berilmu atau ilmuan yang memiliki karakter ulama. Karakter ulama itu ada
dua macam, yaitu (1) pewaris para nabi yang melanjutkan nilai-nilai dan ajaran
yang dibawa para nabi dan (2) takut kepada Allah sebagai akibat tahunya dan
pahamnya ia.
Seorang berilmu dipaksa dengki oleh Iblis.
Jika ia melihat sudaranya lebih dihormati dan dihargai orang, ia merasa iri dan
kecewa dengan keadaan diri. Jika ia memiliki pendapatan yang kurang, sedangkan
saudaranya berpenghasilan besar, ia dengki kepada saudaranya. Maka, bagi yang
berilmu, berhati-hatilah dengan Penyakit ini. Sejatinya, orang berilmu bisa
membasmi Penyakit ini.
Penyakit #2: zalim
Penyakit ini akan ditebarkan kepada para
pemimpin dari kepemimpinan terendah hingga tertinggi, dari pemimpin keluarga
sampai pemimpin bangsa. Seorang presiden dan para pembantunya, hendaknya
berhati-hati dari sikap zalim. Ini jelas berbahaya bagi dirinya dan bagi
rakyat. Presiden yang zalim ruginya orang senegara. Jika dirinya mau senang, maka
rakyat pun harus senang. Jangan sampai terceritakan seorang pegawai rakyat
(baca: wakil rakyat) duduk di atas kursi dewan seharga Rp 25.000.000 lalu ia
tidur di tengah-tengah sidang karena mungkin habis capek, ditambah AC yang
cukup menyegarkan untuk istirahat, sedangkan rakyat duduk di atas kardus dan
koran dengan angin yang besar dan hujan yang deras. Apa-apaan ini? Wakil rakyat
itu bawahan rakyat. Ya harus mau dong “diperintah” rakyat.
Penyakit #3: riya
Bagi seorang hamba yang giat beribadah kepada
Allah baik yang fardlu maupun yang sunnat, berhati-hatilah dalam titik tolak
pemberangkatan amal (niat). Jika niat beribadah bukan karena Allah (riya), maka
amal bsar sekalipun akan dianggap hina oleh Allah.
Dalam hadits yang sahih, seseorang mati
syahid di medan perang karena niatnya ingin dipandang jariy (pahlawan),
Allah malah menyeretnya ke dalam api neraka; seseorang yang menghabiskan harta
di jalan Allah, justru ia menjadi penghuni neraka karena maksud dan tujuan
amalnya adalah agar dipandang jawwad (dermawan); dan orang
yang menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu dan membaca al-Quran, justru
Allah memandangnya sebagai kebohongan, psalnya ia meniatkan agar disebut ‘alim (pintar)
danqariy (pandai baca Quran). Na’ūdzdu billāhi min dzālik.
Penyakit #4: khianat
Khianat berarti tidak memenuhi kewajiban yang
diembankan dari si pemilik barang. Allah sebagai pemilik rezeki, memberi amanat
kepada para pedagang, pengusaha, pembisnis, untuk adil dalam usaha, tidak
menipu, tidak mengurangi takaran, dan mendistribusikan sebagian rezeki di jalan
Allah. Jika tidak, maka mereka khianat. Dan, Iblis senang jika para pedagang,
pengusaha, pembisnis, yang berbuat khianat. Maka, berhati=hatilah terhadap Penyakit
yang satu ini.
Penyakit #5: ingkar (undisipliner)
Bagi anda yang bekerja sebagai karyawan,
staf, atau pegawai, sikap undisipliner bukanlah sikap baik. Ciri kiamat sughra
itu adalah, ketika para pegawai sudah tidak disiplin. Harusnya anda bekerja,
ini malah main-main,gapleh, ngerumpi, tidak melayani dengan baik. Jika
pejabat korupsi uang, maka perbuatan seperti ini adalah korupsi waktu. Selain
itu, bekerjalah secara profesional dan proporsional! Jika tidak, Anda adalah
benalu perusahaan atau lembaga.
Kembali ke pokok permasalahan bahwa, dunia
itu bagaikan kebun. Tanami kebun ini dengan kebaikan. Sebagai orang berilmu,
sebarkanlah warisan nabi dan takutlah kepada Allah. Sebagai penguasa, berbuat
adil lah agar dicintai Allah dan dicintai rakyat. Sebagai hamba Allah,
ikhlaskanlah niat dalam beribadah. Sebagai pengusaha, jujurlah dalam berusaha
dan distribusikan sebagian rezeki yang didapat di jalan Allah. Sebagai pegawai,
disiplin lah dalam bekerja. Maka, dunia akan sedap dan indah dipandang dan
dirasakan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kitab dan Sunnah
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Untuk Masukan dan perbaikan buat kami, dan mohon tidak meninggalkan Spam, Tanks.!