Dalam
bulan Ramadhan banyak sekali sebab-sebab turunnya ampunan. Di antara
sebab-sebab itu adalah :
·
Melakukan puasa di
bulan ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa
puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni
dosanya yang telah lalu. "(Hadits Muttafaq 'Alaih)
·
Melakukan shalat
tarawih dan tahajiud di dalamnya.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi ruasallam bersabda:
"Barang
siapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq
'Alaih)
·
Melakukan shalat dan
ibadah lain di malam Lailatul Qadar.
Yaitu
pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Ia adalah malam yang penuh berkah,
yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'anul Karim. Dan pada malam itu pula
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"Barangsiapa
melakukan shalat di malam Lailatul Qadar kavena iman dan mengharap pahala Allah,
niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu . (Hadits Muttafaq 'Alaih)
·
Memberi ifthar
(makanan untuk berbuka) kepada orang yang berpuasa. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa
yang di dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya
hal itu menjadi sebab) ampunan dari dosa~osanya, dan pembebasan dirinya dari
api Neraka. " (HR. Ibnu Khuzaimah (dan ia menshahihkan hadits ini),
Al-Baihaqi dan lainnya).
·
Beristighfar :
Meminta ampunan serta berdo'a ketika dalam keadaan puasa, berbuka dan ketika
makan sahur. Do'a orang puasa adalah mustajab (dikabulkan), baik ketika dalam
keadaan puasa ataupun ketika berbuka Allah memerintahkan agar kita berdo'a dan
Dia menjamin mengabulkannya.
Allah
berfirman :"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku
mengabulkannya untukmu . "(Ghaafir: 60),Dan dalam sebuah hadits
disebutkan:
"Ada
tiga macam orang yang tidak ditolak do'anya. Di antaranya
disebutkan,"orang yang berpuasa hingga ia berbuka" (HR. Ahmad, At-Tirmidzi,
An-Nasaa'i dan Ibnu Majah). (Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih
mereka masing-masing, dan At-Tirmidzi mengatakannya hadits shahih hasan.)
Karena
itu, hendaknya setiap muslim memperbanyak, dzikir, do'a dan istighfar di setiap
waktu, terutama pada bulan Ramadhan, ketika sedang berpuasa, berbuka dan ketika
sahur, di saat turunnya Tuhan di akhir malam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Tuhan
kami Yang Mahasuci dan Maha tinggi turun pada setiap malam ke langit dunia,
(yaitu) ketika masih berlangsung sepertiga malam yang akhir seraya berfirman
"Barangsiapa berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuknya, barangsiapa
memohon kepada-Ku, niscaya Aku memberinya dan barangsiapa memohon ampunan
kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. " (HR.Muslim).
Di
antara sebab-sebab ampunan yaitu istighfar (permohonan ampun) para malaikat
untuk orang-orang berpuasa, sampai mereka berbuka. Demikian seperti disebutkan
dalam hadits Abu Hurairah di muka, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Jika
sebab-sebab ampunan di bulan Ramadhan demikian banyak, maka orang yang tidak
mendapatkan ampunan di dalamnya adalah orang yang memiliki seburuk-buruk nasib.
Kapan lagi ia mendapatkan ampunan jika ia tidak diampuni pada bulan ini? Kapan
dikabulkannya (permohonan) orang yang ditolak pada saat Lailatul Qadar? Kapan
baiknya orang yang tidak menjadi baik pada bulan Ramadhan ?
Dahulu,
ketika datang bulan Ramadhan, umat Islam senantiasa berdo'a :
"Ya
Allah, bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir maka serahkanlah ia
kepada kami dan serahkanlah kami kepadanya Karuniailah kami kemampuan untuk
berpuasa dan shalat di dalamnya, karuniailah kami di dalamnya kesungguhan,
semangat, kekuatan dan sikap rajin. Lain lindungilah kami didalamnya dari
berbagal fitnah '
Mereka
berdo'.kepada Allah selama enam bulan agar bisa mendapatkan Ramadhan, dan
selama enam bulan (berikutnya) mereka berdo'a agar puasanya diterima. Di
antara, do'a mereka itu adalah :
"Ya
Allah serahkanlah aku kepada Ramadhan, dan serahkan Ramadhan kepadaku, dan
Engkau menerimanya daripadaku dengan rela." (Lihat Lathaa'iful
Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, him. 196-203.)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Kitab dan Sunnah
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Untuk Masukan dan perbaikan buat kami, dan mohon tidak meninggalkan Spam, Tanks.!